Di Balik Pernikahan Bupati Garut Aceng Fikri

Bupati adalah seorang yang ditokohkan oleh masyarakat di wilayah kabupaten. Orang nomor satu di wilayahnya. Seorang pejabat bak seorang Raja di suatu Kabupaten, yang seharusnya menjadi tokoh yang diidolakan, menjadi suri tauladan yang baik. Namun Bupati yang satu ini akan membuat orang mencibirkan mulut bila mendengar kisah perkawinannya dengan seorang gadis belia yang hanya berusia empat hari.
Kasus perceraian Bupati Garut Aceng Fikri, yang menikahi remaja belia kemudian menceraikannya empat hari kemudian, mendapat sorotan berbagai kalangan. Wakil Ketua Komnas Perempuan, Masruhah, menilai tindakan sang bupati merupakan kejahatan perkawinan dan dapat diproses hukum.

Kasus Fani Oktora yang dicerai secara sepihak bisa diproses hukum jika koban melaporkannya ke polisi. Menurut Masruhah, Bupati Aceng bisa dijerat KUHP Pasal 279 soal larangan menikah bagi yang berhalangan menikah serta KUHP Pasal 39 soal Kekerasan Seksual.

Komnas Perempuan akan membantu upaya hukum perceraian jika ada permintaan langsung dari Fani. Namun hingga saat ini, Komnas Perempuan belum mendapat pengaduan atau permintaan dari pihak korban.

Yang menarik bupati Garut Aceng Fikri berulangkali mengatakan bahwa kejadian 5 bulan lalu ini kenapa baru diblow up sekarang, sementara ia dan keluarga mantan istrinya (Fani) tidak ada masalah apa-apa, masih sering sms-an, ia menduga ada muatan politik dalam meledaknya berita ini, karena tidak lama lagi kabupaten Garut akan menggelar pilkada.
Panasnya berita tentang pernikahan 4 hari ini juga akibat diramaikan oleh wawancara media infotainment kepada mantan wakil bupati Garut Dicky Chandra yang sudah mengundurkan diri karena sesuatu hal.
Dicky Chandra ikut menyesalkan tindakan sang bupati dan menyayangkan kelakuan Bupati Garut Aceng Fikri yang sepertinya tak pernah berubah.
Dicky chandra lupa bahwa Aceng Fikri terpilih menjadi Bupati garut karena berpasangan dengan dirinya. Ia menjadi vote getter bagi Aceng Fikri, dan setelah tugasnya selesai maka ia pun mengundurkan diri untuk kembali ke passionnya, dunia entertainment, di mana ia lebih senang berakting, terutama berdandan seperti wanita (kebanci-bancian), dan ternyata sifat aslinya mirip dengan perannya itu, karena ia meninggalkan tugasnya dan mengundurkan diri di tengah periode. Jika rakyat garut tahu ia akan mengundurkan diri di tengah jalan, rakyat garut pasti tak akan memilih pasangan Aceng Fikri - Dicky Chandra.
Memang repot jika artis mendaftar pilkada sebagai wakil bupati atau wakil gubernur, karena bisa dipastikan ia dipasang hanya sebagai vote getter, seperti Dede Yusuf di pilkada Jawa Barat 5 tahun lalu, atau seperti Rano Karno yang mengundurkan diri sebagai bupati Tangerang Selatan untuk maju sebagai wakil gubernur Banten dan Dicky Chandra yang mengundurkan diri sebagai bupati garut,
Jika ada artis yang berani mencalonkan diri sebagai gubernur atau bupati atau walikota bukannya wakil gubernur atau wakil bupati atau wakil walikota, maka ia adalah calon pemimpin yang sebenarnya, bukan hanya vote getter, dan salah satu artis dengan kualifikasi pemimpin saat ini ada di diri Rieke Dyah pitaloka yang akan maju menjadi calon gubernur berpasangan dengan aktivis anti korupsi Teten Masduki yang kebetulan sama seperti Aceng Fikri berasal dari Garut.




Silahkan sobat tinggalkan komentar jika dirasa ada informasi yang sobat butuhkan

1 comment: